:

Kamis, 30 Desember 2010

Tips Cara Mendapatkan Cinta Sejati Dan Jangan Sakiti Hati Orang Lain Dengan Cinta Palsu


Cinta adalah anugerah dari Tuhan yang maha esa yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Cinta antara laki-laki dan perempuan telah ada sejak manusia pertama turun ke dunia hingga sekarang. Cinta merupakan bumbu penyedap hidup yang sementara ini yang dapat memberikan kebahagiaan yang sejati.
Cinta memang dapat membawa suka dan juka dapat membawa duka bagi orang-orang yang merasakannya. Berbagai problema cinta tercipta dari yang ringan hingga yang berat seperti naksir, cinta pada pandangan pertama, cinta bertepuk sebelah tangan, cinta segi tiga, cinta monyet, cinta harta, cinta palsu, cinta laura, dan cinta-cinta lainnya yang membuat dunia ini begitu menarik.
Menurut saya cinta itu adalah sesuatu yang sakral yang sebaiknya tidak bermain-main dengannya. Bermain cinta memang menyenangkan bagi sebagian orang. Akan tetapi dampak buruk atau efek yang dapat ditimbulkan bagi orang yang cintanya dimainkan akan sangat tidak menyenangkan.
Untuk itulah maka hargai cinta dan hormati cinta agar kita maupun orang lain di sekitar kita tidak terluka karena cinta. Berikut ini adalah tips cara dari organisasi.org bagaimana caranya agar kita bisa menikmati cinta tanpa harus melukai orang lain.
1. Jangan jadi playboy/playgirl dan hindari playboy/playgirl
2. Jika tidak suka atau biasa saja jangan pacari orang itu, pdkt dulu
3. Katakan cinta jika kita yakin dia adalah pasangan hidup kita
4. Cinta dan nafsu birahi adalah dua hal yang berbeda (no free sex)
5. Carilah orang yang baik, setia, jujur dan cinta kepada kita
6. Jangan pacaran/menikah sebelum dewasa (21 tahun ke atas)
7. Kejarlah cinta sampai ke negeri Cina, berjuanglah demi cinta
8. Berbagilah cinta dengan orang-orang di sekitar kita
9. Cinta tidak harus memiliki. Lupakan dan coba lagi bila gagal
10. Bina cinta yang ada hingga nafas terakhir selamanya
11. Jangan pernah sakiti orang yang kita cintai dengan alasan apapun
12. Cinta sejati tidak dapat dibeli dengan uang tapi pengorbanan
13. Tuhan telah memberikan anda jodoh, temukanlah cinta anda
14. Cinta harus direstui agama, hukum, keluarga & masyarakat
Jangan pernah menyakiti hati orang lain baik bagi laki-laki maupun perempuan karena mereka memiliki akal pikiran, perasaan dan insting sehingga mereka akan patah hati dan terluka jika kita mengecewakannya. Orang yang rapuh dapat mati bunuh diri karena cinta. Orang yang dendam dapat melakukan tindakan kriminal atau perbuatan tidak menyenangkan kepada anda karena cinta. Oleh karena itu berhati-hatilah dengan cinta.
Semoga hidup anda menjadi indah dengan cinta.

Sumber : Organisasi.Org Komunitas &Prpustakaan Online Indonesia

Senin, 27 Desember 2010

Kata Bijak

Janganlah hanya mencoba untuk menjadi manusia sukses, tetapi jadilah manusia yang memiliki otak yang bernilai. ( Albert Einstin )

Mendapatkan rasa hormat dari mereka yang Anda hormati lebih berharga daripada tepuk tangan banyak orang. ( Arnold Glasow )

Orang yang disiplin adalah orang yang mampu melakukan hal-hal yang harus diperbuat ketika hal itu perlu dilakukan.(Richard Foster )

Mendapatkan kepercayaan adalah pujian yang lebih besar daripada dicintai.( George MacDonald )

Pendidikan adalah senjata paling dahsyat yang dapat kita gunakan untuk mengubah dunia.( Nelson Mandela, Presiden pertama Afrika Selatan )

Kita hidup di dunia yang penuh keindahan, pesona serta petualangan. Dan semua itu tidak akan pernah berakhir selama kita mencarinya dengan mata terbuka..( Jawaharlal Nehru )

Emas adalah logam mulia, namun emas juga adalah malapetaka ( Dr.Karl May), author buku Petualangan Old Shatterhand

Anda sekarang berada di tempat dimana pikiran Anda telah membawa Anda. Anda kelak berada di tempat di mana pikiran Anda membawa Anda (James Allen)

Kebahagiaan tidak tergantung pada hal-hal di sekitarku, tetapi pada sikapku. Segala sesuatu dalam kehidupanku akan tergantung pada sikapku (Alfred A. Montapert)

Anda tidak pernah mencapai kesuksesan sesungguhnya sampai Anda menyukai apa yang sedang Anda kerjakan (Dale Carnegie)

Masalahnya bukanlah apakah Anda dijatuhkan tetapi apakah Anda Bangkit kembali ( Vince Lombardi)
Orang tidak peduli berapa banyak yang Anda tahu sampai mereka tahu berapa banyak Anda peduli ( John Maxwell)

Selalu lakukan yang benar. Ini akan membahagiakan beberapa orang dan mengherankan yang lain ( Mark Twain )

Apabila seseorang itu membatasi kemampuannya, pada waktu yang sama dia telah membatasi hasilnya( Charles M.Schwab )
Penghargaan yang akan Anda terima ditentukan dari9 besarnya pelayanan yang Anda berikan kepada orang lain( Earl Nightingale )

Karakter tidak dapat dibentuk dengan cara mudah dan murah. Dengan mengalami ujian dan penderitaan jiwa karakter dikuatkan, visi dijernihkan, dan sukses diraih( Helen Keller )

Sungguh sulit jika aku terpaksa… dan begitu mudahnya jika aku mau. ( Sondra Anice Barnes )

Kepengecutan yang paling besar adalah ketika kita membuktikan kekuatan kita kepada kelemahan orang lain (Jacques Audiberti)

Seorang Intelektual adalah orang yang pikirannya menjaga pikirannya sendiri ( Albert Camus )

Prasangka dibenci bukan karena dirinya sendiri, tetapi karena ia menyebabkan ornang-orang mempercayainya ( Marcel Atland )

Alasan mengapa kekuatiran membunuh lebih banyak orang dibanding dengan kecelakaan kerja, adalah karena lebih banyak orang yang penuh kekuatiran dari pada bekerja. ( Robert Frost)

Diberkatilah orang yang terlalu sibuk untuk kuatir pada siang hari, dan terlalu lelah untuk kuatir di malam harinya . ( Phil Marquart )

Apabila perjalanan menjadi sulit, orang yang ulet akan berjalan terus. (Knute Rockne)

Rabu, 22 Desember 2010

Selamat Hari Ibu, Ibu!

Ibu!
Bu, hari ini adalah Hari Ibu sedunia. Di sini, orang-orang amat gembira memperingatinya. Mereka memberi hadiah dan memeluk ibunya. Ada juga yang mengajak ibunya jalan-jalan atau shopping di mall. Ada juga yang mengajak ibunya ke restoran makan-makan sambil bergurau. Mereka sungguh bahagia kelihatannya, Bu!

Selamat Hari Ibu, Ibu!
Engkau adalah ibu sekaligus malaikat buat kami, anak-anakmu. Engkau mengandungkan kami dalam masa sembilan bulan. Waktu yang cukup lama membawa kami ke mana kakimu melangkah. Engkau tidak mengeluh berapa beratnya. Engkau tidak memaki-maki ketika kami menendang-nendang dalam perutmu. Engkau malah mengelus-elus perutmu dengan belaian tangan kasih sayang sambil berkata dengan senyuman, "Cup! Cup! Cup! Jangan nakal, Nak! Semoga engkau tumbuh menjadi anak yang sholeh atau sholeha, kelak!"

Ya, Tuhan! Begitu mulianya ibuku.
Ibu, pernahkah kau merasa letih ketika kamu lahir ke dunia ini? Engkau harus menyusui kami dengan air susumu sendri. Ya, kami memakan dan meminum yang menjadi sesuatu milik tubuhmu. Ketika kami menangis, sekali lagi, kau menyuguhkan ASI-mu dengan, walaupun putingnya sudah perih. Yang ada di pikiranmu hanya untuk membuat kami berhenti menangis. Walau nyamuk menggigiti tubuhmu, kau menahan kesakitan itu. Kau tidak bergeming, lantaran takut kami akan terjaga dan menangis lagi. Ibu, berapa banyakkah darahmu yang telah kau sumbangkan secara percuma kepada nyamuk-nyamuk yang tidak mengenal belas kasihan itu? Tidakkah kau pernah berpikir kalau nyamuk-nyamuk itu, bisa saja menjadi perantara untuk melayangkan nyawamu? Adakah kau sama sekali tidak memikirkan itu lagi, karena kami semata, anakmu?

Ibu, selamat Hari Ibu!
Tidakkah kau ingin berhenti sejenak mangasuh kami? Pura-pura tidak memperhatika kami. Adakah telingamu tidak penuh untuk mendengar tangisan dan segala permintaan kami? Adakah tangan-tanganmu tidak merasa letih untuk menyuapi, memandikan, memakaikan bedak, baju dan celana pada kami? Matamu sentiasa memperhatikan kami ke mana kami merangkak atau berlari terbirit-birit. Kau pun ikut menjadi anak kecil untuk menemani anakmu bermain. Kau melantunkan kata-kata yang tidak jelas agar kami tergelitik dan tertawa. Kemudian, kau pun ikut tertawa. Kau membentuk wajahmu seperti babi atau kera agar kami bisa tersenyum. Lalu, kau pun tersenyum juga. Ah, Ibu! Pernahkah kau berpikir kalau hal itu amat konyol, Ibu!

Selamat Hari Ibu ya, Bu!
Kini, anakmu sudah remaja. Sudah pandai berjalan sendiri. Tangan-tangannya sudah mahir melakukan, termasuk apa yang telah kau lakukan untuknya, dulu. Bibirnya sudah fasih melafaz kata dan berbicara.

Kini, kau pula berharap agar anakmu itu bisa membantumu di dapur. Sesekali mencuci piring atau menyapu. Tetapi, anak remajamu malah mengacuhkanmu, Ibu! Mereka hanya sibuk dengan urusannya sendri. Sibuk dengan sekolahnya. Sibuk dengan teman-temannya. Sibuk dengan kegiatan-kegiatannya. Yang katanya, lebih penting dari semua yang ibu harapkan itu. Pokoknya sibuk, Ibu! Melebihi sibuknya seorang President.

Lalu, mengapa engkau tidak bersuara? Engkau tidak membentak atau memarahi kami? Malah, engkau menyediakan kami makanan di meja makan. Walaupun engkau masih ingin tidur, kau paksakan diri bangun untuk menyiapkan kami sarapan. Bahkan, kau mencucikan juga baju-baju kotor di kamar. Dimalam hari, engkau memperhatikan keadaan kami. Engkau bertanya, adakah kamu letih dengan kesibukan itu? Tetapi, kami anak-anakmu, tidak pernah bertanya sebaliknya padamu, Ibu! Ibu, tidakkah kau bosan dengan semua itu?

Sekali lagi, selamat Hari Ibu, Ibu!
Kini, waktu telah membawa ayunan langkah kaki anakmu pada usia dewasa. Kami sudah bisa mandiri. Sudah bekerja dengan pakaian yang indah, cantik, seragam atau berdasi dengan penghasilannya yang cukup lumayan. Dalam beberapa bulan sudah bisa membeli sesuatu yang mahal. Sesuatu yang diidam-idamkan selama ini. Pernahkah kami terpikirkan untuk membantu beban di pundakmu? Pernahkah kamu terpikirkan untuk membiayai sekolah adik atau perbelanjaan rumah? pernahkah, Ibu?

Kami hanya sibuk memikirkan diri-sendiri. Menabung sebanyak-banyaknya agar bisa juga berkeluarga. Ketika kau terjepit dengan keadaan, lantas kau meminta bantuan kami, malah kami memberi jawaban yang sinis, "Ini hasil jerih payahku, Bu! Ibu tidak berhak ikut campur!"

Kami pura-pura tidak tahu kalau saat itu, ibu cepat-cepat memalingkan muka untuk menyembunyikan air mata yang mengambang. Lalu, beberapa menit, engkau melakonkan lagi posisimu sebagai seorang ibu yang penuh kasih sayang, Seakan-akan tidak pernah terjadi apa-apa.

Seperti itukah anak yang kau harapkan? Anak yang tidak pandai memandang ke belakang. Anak yang tidak mengerti arti mata seorang ibu. Tetapi, kenapa kau tidak mengingatkan kami, kalau apa yang kami dapatkan hari ini adalah dari ibu juga? Kenapa ibu tidak meminta balasan tentang hal itu? Tidakkah kau pernah sama sekali menyesal mati-matian membiayai sekolah kami tinggi-tinggi? Hingga bisa bekerja dengan pangkat yang cukup lumayan gajinya. Adakah karena kasih sayang seorang ibu tidak meminta balasan atau tidak mengharapkan imbalan? Ah, Ibu! Mengapa engkau begitu polos, lugu dan naif?

Ibu, selamat Hari Ibu ya!
Kini, waktu sudah memakan usiamu. Rambutmu sudah beruban. Gigimu pun satu-satu menghilang. Matamu sudah rabun. Telingamu pun sudah mulai bermasalah. Punggungmu sudah bongkok. Sudah saatnya anakmu menjagamu dengan baik. Mengapa engkau masih sudi tinggal di gubuk reyotmu itu? Tidakkah kau pernah merasa letih untuk menjaga dirimu sendiri? Dengan badan tuamu itu, kamu masih rajin mengerjakan pekerjaanmu, dulu. Mencuci, memasak dan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang memakan cukup banyak tenaga.

Tidakkah kau berkeinginan untuk tinggal bersama dengan anak-anakmu yang mempunyai rumah bertingkat itu? Segala pekerjaan disiapkan oleh pembantu. Hanya makan, minum, tidur dan menonton TV pekerjaan penghuninya setiap hari. Menu hidangan yang mewah-mewah. Kamar-kamar ber-AC, spring bed yang empuk yang cocok dengan tubuh tuamu, kamar mandi yang canggih, serta perlengkapan-perlengkapan lainnya. Ibu, tidakkah kau memimpikan hal-hal semacam itu di usia tuamu ini?

"Berat rasanya meninggalkan rumah. Karena di sinilah kenanganku bersama dengan anak-anak terjalin indah. Tempat kami bergurau dan tertawa bersama. Tempat kami merasakan arti kasih sayang. Tempat kami menyadari kalau kami saling membutuhkan. Aku ingin mengabadikan kenangan itu di sini," begitu biasanya kau menjawab pertanyaan tetanggamu.

Padahal, jauh di lubuk hatimu, engkau menangis. Sebenarnya, anak-anakmu tidak pernah mempelawamu ke rumah bak Villa itu. Bahkan, menjengukmu pun tidak sama sekali. Malah, anak-anakmu ingin memasukkan kamu ke tempat Orang Tua Jompo. Katanya, penjagaan di sana lebih baik. Padahal, itu hanyalah alasan untuk menghindari gunjingan tetanngga.

Selamat Hari Ibu, Ibu!
Disaat-saat menyakitkan itu, di bibirmu yang mulai kering dan keriput itu, masih saja selalu terukir senyuman. Siapa pun yang melihatnya, pasti akan berpikir kalau ibu sangat bahagia. Bahkan, do'a-do'amu yang tulus dan ikhlas masih saja kau panjatkan untuk anak-anakmu itu. Anak yang sama sekali tidak memperdulikan dirimu yang sudah rentah itu. Anak yang hanya sibuk men-Tuhankan istri atau suaminya.

Ah, Ibu! Adakah benar kalau engkau adalah manusia biasa? Tidakkah kau merasa bahwa engaku adalah malaikat?

Selamat Hari Ibu, Ibu!
Kini, namamu tinggal nama dan batu nisan. Engkau sudah beristirahat panjang di sana. Melepaskan segala lelah dalam mencurahkan kasih sayang untuk anak-anakmu. Kini, engkau sudah bisa tidur sepuas-puasnya. Namun, dimalam hari, sayup-sayup terdengar do'a dari dalam kuburmu yang rumputnya tak pernah dijamah, yang tanahnya tak pernah tersiram air dari tangan-tangan anak-anakmu.

"Ya, Allah! Semoga Engkau mengampuni dosa anak-anakku dalam perjalanan menuju surga!"

Ya, do'a itu akan terdengar setiap malam di telinga penjaga kuburan. Seperti namamu yang ada di mana-mana, di jalan, di toko, di mall atau di mana saja. Kecuali, di ujung bibir anak-anak yang sudah lama mengenalmu. Walaupun itu lewat do'a ataupun ucapan selamat.

Selamat Hari Ibu!

Minggu, 19 Desember 2010

kata-kata mutiara SAHABAT

“Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang melelahkan dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat persahabatan mempunyai nilai yang indah”
“Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan bertumbuh bersama”
“Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkan besi, demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya”
“Persahabatan diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur-disakiti, diperhatikan-dikecewakan, didengar-diabaikan, dibantu-ditolak, namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan dengan tujuan kebencian”
“Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya ia memberanikan diri menegur apa adanya”
“Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman, tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan dengan tujuan sahabatnya mau berubah”
“Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih dari orang lain, tetapi justru ia berinisiatif memberikan dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya”
“Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya, karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis”
“Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati, namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya. Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya”
“Tetapi penghancur persahabatan ini telah berhasil dipatahkan oleh sahabat-sahabat yang teruji kesejatian motivasinnya”
“Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri”
“Dalam masa kejayaan, teman-teman mengenal kita. Dalam kesengsaraan, kita mengenal teman-teman kita. Ingatlah kapan terakhir kali anda berada dalam kesulitan. Siapa yang berada di samping anda??. Siapa yang mengasihi anda saat anda merasa tidak dicintai??”
“Siapa yang ingin bersama anda pada saat tiada satupun yang dapat anda berikan??. Merekalah sahabat-sahabat anda”
“Hargai dan peliharalah selalu persahabatan anda dengan mereka. Karena seorang sahabat bisa lebih dekat dari pada saudara sendiri”

Kata-Kata Indah

Kita lahir dengan dua mata di depan wajah kita, kerana kita tidak boleh selalu melihat ke belakang. Tapi pandanglah semua itu ke depan, pandanglah masa depan kita.
Kita dilahirkan dengan 2 buah telinga di kanan dan di kiri, supaya kita dapat mendengarkan semuanya dari dua buah sisi. Untuk berupaya mengumpulkan pujian dan kritikan dan memilih mana yang benar dan mana yang salah.
Kita lahir dengan otak di dalam tengkorak kepala kita. Sehingga tidak peduli semiskin mana pun kita, kita tetap kaya. Kerana tidak akan ada seorang pun yang dapat mencuri otak kita, fikiran kita dan idea kita. Dan apa yang anda fikirkan dalam otak anda jauh lebih berharga daripada emas dan perhiasan.
Kita lahir dengan 2 mata dan 2 telinga, tapi kita hanya diberi 1 buah mulut. Kerana mulut adalah senjata yang sangat tajam, mulut bisa menyakiti, bisa membunuh, bisa menggoda, dan banyak hal lainnya yang tidak menyenangkan. Sehingga ingatlah bicara sesedikit mungkin tapi lihat dan dengarlah sebanyak-banyaknya.
Kita lahir hanya dengan 1 hati jauh di dalam diri kita. Mengingatkan kita pada penghargaan dan pemberian cinta diharapkan berasal dari hati kita yang paling dalam. Belajar untuk mencintai dan menikmati betapa kita dicintai tapi jangan pernah mengharapkan orang lain untuk mencintai kita seperti kita mencintai dia.
Berilah cinta tanpa meminta balasan dan kita akan menemui cinta yang jauh lebih indah.
Nawan Sergeant. Diberdayakan oleh Blogger.

ShoutMix chat widget


.